Jumat, 04 Maret 2016

10 ALASAN GAY BUKAN PENYAKIT



A : "Gay 'kan menular, makanya jangan dekat-dekat Gay, nanti ketularan homonya"
B : ……..

Sobat Kiro masih sering ditanyakan dengan pertanyaan diatas? Lalu bingung mau membalas dengan jawaban seperti apa? Kali ini saya akan mencoba membantu sobat kiro untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memberi stigma negative kepada teman-teman gay.

Disini Saya akan mencoba memberikan jawaban-jawaban logis kalau kamu ditanyakan atau sedang berdebat yang mengarah pada stigma terhadap gay. Pada dasarnya kita akan lebih focus kepada gay dalam arti gay sebagai laki-laki yang tertarik dengan laki-laki biologis dan gender laki-laki.

Saya akan mencoba membahas juga orientasi seksual bahwa terdapat 4 orientasi seksual yaitu Homoseksual, Heteroseksual, Biseksual, dan yang terakhir adalah panseksual yaitu ketertarikan seseorang pada orang lain bukan karena gender tertentu tapi karena perasaan. Brondongmanis akan mencoba menggunakan pendekatan ilmiah dan pikiran logis, pendekatan ilmiah akan lebih pada teori McKinsey, PPDGJ, dan DSM.

1. Spektrum Kinsey 

McKinsey mencetuskan spectrum orientasi seksual menjadi 7 skala, skala 0-6. Skala 0 menandakan seseorang dengan orientasi ekstrim heteroseksual dan skala 6 untuk ekstrim homoseksual. Namun tidak ada orang yang ekstrim homoseksual atau ekstrim heteroseksual, karena pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk tertarik pada lawan atau sesame jenisnya. Contohnya, tanyakan teman laki-lakimu, apakah ia memiliki idola laki-laki? Hal itu mengindikasikan adanya ketertarikan terhadap sesame jenis.

Dan menurut Sigmund Freud, manusia terlahir sebagai biseksual dan lingkunganlah yang akan membentuk manusia itu menjadi heteroseksual karena mayoritas masyarakat masih hidup dalam heteronormatifitas. 

2. PPDGJ III 
Dalam Panduan Penggolongan Diagnosis dan Gangguan Jiwa III Kementerian Kesehatan RI tahun 1993 telah menghapuskan homoseksualitas sebagai gangguan jiwa karena homoseksual tidak menunjukkan gejala apapun terkait dengan gangguan psikologis maupun mental. Lalu juga dalam kitab para psikolog dunia yaitu Diagnostic Statistics Manual ke-5 (DSM V) telah mencabutkan homoseksualitas sebagai penyakit.

Nah, yang tidak normal adalah orang yang takut terhadap homoseksual atau yang biasa disebut homophobic, karena ketakutan yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan jiwa bahkan jika perasaan homophobia ini terlalu besar bisa menimbulkan kerugian terhadap teman-teman homoseksual bahkan bisa sampai dengan kasus pembunuhan.

Jadi yang sakit bukanlah homoseksual, tapi yang takut dengan homoseks adalah orang yang sakit.

3. Kalau Kamu Suka Coklat, Aku Suka Vanila
Sebenernya orientasi seksual itu bisa diibaratkan sebagai Ice Cream. Ice cream memiliki banyak rasa, ada stroberi, vanilla, coklat, dan sebagainya. Ketika sobat Bronis ditanya kalau gay adalah kelainan, berikan saja pengisyaratan bahwa kalau orientasi seksual itu seperti rasa ice cream, kalau kamu cenderung suka rasa coklat, aku suka rasa stoberi.

4. Kalau Gay Tidak Normal, Hetero Juga Tidak Normal
Gay tidak normal? Kalau gay tidak normal, maka heteroseksualitas juga tidak normal dong. Karena homoseksualitas juga bagian dari orientasi seksual, seperti yang sudah dijelaskan diatas, juga tentang kecenderungan rasa ice cream, bisa diibaratkan juga Bronis kalau seandainya rasa coklat adalah heteroseksualitas dan rasa Vanilla adalah homoseksualitas. Kalau menyukai rasa vanilla dianggap tidak normal, maka menyukai rasa coklat juga tidak normal dong?

5. Kalau Gay Penyakit Pasti Bisa Disembuhkan
Rasulullah SAW Bersabda: “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah SWT.”

Sabda Rasullullah SAW diatas menjelaskan kepada kita bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Nah kalau Gay adalah penyakit, pernahkah sobat mendengar bahwa ada orang yang sembuh dari ketertarikan sesama jenis dengan menggunakan pengobatan tertentu? Bahkan jika ada yang “sembuh”, orang itu bukan sembuh namun peluangnya adalah:
a. Dia terpaksa untuk tertarik ke lawan jenis,
b. Seksualitasnya bergeser ke arah kiri menurut mcKinsey,
c. Dia membohongi perasaannya,
d. Dia adalah seorang biseksual,
e. dan sebagainya.

Oh iya, dan juga kalau gay adalah penyakit, bisa sebutkan obatnya? Biar saya bisa berobat.

6. Kalau Gay Menular, Kenapa Hetero Tidak Menular
Banyak orang yang berasumsi bahwa gay dapat menular berikut salah satu pengakuan seorang teman.

“Saya punya temen, dia awalnya normal, tapi karena dia punya sahabat homo, dia jadi seorang homo juga.”-teman penulis

Nah pada dasarnya bukanlah Gay yang menular, namun ia pada dasarnya memang sudah memiliki kecenderungan untuk menyukai sesame jenis, hanya saja lingkungannya menekannya untuk menyukai ke-lawan jenis. Ketika ia bertemu dengan seseorang yang ia anggap nyaman, ia akan mendeklarasikan orientasi seksnya. Sama seperti kamu menceritakan orang yang kamu sukai hanya kepada orang yang kamu percaya, karena kamu menemukan kenyamanan bersamanya, merasa aman dan bahwa kamu tidak sendiri.

Kalau seandainya benar homoseksual adalah menular, kenapa heteroseksualitas yang mayoritas justeru tidak menular?

7. Penyebab Gay, Kalau Heteroseksualitas bagaimana?
Banyak orang yang menannyakan tentang penyebab seorang menjadi Gay. Pada dasarnya Gay tidaklah memiliki penyebab, sama seperti heteroseksualitas. Ketika kamu ditanya, “apa penyebab kamu suka sama sesama jenis?”, jawablah dengan, “kenapa kamu suka sama lawan jenis?”

8. Gay Juga Pakai Cinta
Banyak yang bilang bahwa Gay hanya memikirkan hubungan seks semata, namun tidak menggunakan cinta. Kalau gay tidak menggunakan cinta maka kenapa kaum gay memperjuangkan perkawinan sesama jenis?

9. Normal Tidak Normal Karena Jumlah?
Kadang orang-orang melihat normal atau tidak normal dari segi jumlah, karena heteroseksual dianggap mayoritas maka heteroseksual adalah hal yang normal. Logikanya adalah ibarat warna kulit, misalnya kamu berkulit coklat, lalu pergi ke negara yang berkulit putih, apakah kamu dianggap tidak normal? Kamu tetap dianggap normal kan? Padahal setiap orientasi seksual seperti homoseksual, heteroseksual, biseksual, maupun panseksual semuanya adalah hal yang normal. Seperti pengibaratan ice cream dan warna kulit.

10. Homoseksual masuk neraka
“Lo pikir lo Tuhan bisa menentukan orang masuk neraka atau surga?”

Dalam beberapa kajian mengenai Gay, termasuk kajian untuk agama Islam. Dalam Al-Quran menyatakan bahwa kaum yang dikutuk adalah kaum Nabi Luth atau kaum Sodom karena melakukan tindakan anal seks secara paksa. Bahwa yang dikutuk dalam agama Islam adalah: orang yang melakukan seks anal secara paksa (tidak pakai perasaan seperti kaum heteroseksual). Namun, faktanya teman-teman homoseksual melakukan hubungan seks tanpa paksaan dan bukan merupakan tindak perkosaan. Ketika ditanya kalau hubungan sesama jenis adalah dosa, tanyakan balik, “bagaimana dengan perkosaan pada heteroseksual?”.